Rabu, 30 Maret 2011

NEGRI 5 MENARA

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wa jada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara. 

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata 
belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.


Dimensi: 13.5 x 20 cm
Tebal: 432 halaman
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-22-4861-6
Kategori: Fiksi dan Sastra / Novel / Novel Asli

Tentang Pengarang: A. Fuadi
A. Fuadi lahir di Bayur, Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, "man jadda wajada", siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. 

Lulus kuliah Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, dia menjadi wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya---yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill. 

Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy.

Sistem Kabel Superkonduktor Terpanjang Di Dunia

superconductor-majarimagazineKorea Selatan mulai menginstal kabel distribusi listrik superkonduktor di dekat kota Seoul pada pertengahan tahun 2010. Bulan April kemarin, perusahaan kabel raksasa negara tersebut, LS Cable mulai memesan superkonduktor 344 sepanjang 50 miles dengan jenis second-generation high-temperature superconductors (HTS) dari American Superconduktor Corp (AMSC). Rencananya kabel tersebut akan digunakan pada sistem kabel 22,9 kV sebagai bagian dari jaringan penghantar listrik komersial Korea Electric Power Corp (KEPCO). Sistem kabel ini akan mencapai panjang 50 mil dan mampu menghantarkan listrik sebanyak 50 MW.
“Sebagaimana kasus di berbagai negara di seluruh dunia, permintaan kebutuhan listrik korea juga meningkat tajam dan kami mengandalkan berbagai sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Kim Ssang-su, CEO KEPCO. “Dengan kemampuan mereka membawa energi listrik dalam jumlah besar, kita akan melihat sesuatu yang menjanjikan dari teknologi kabel superkonduktor ini dan menanti penginstalan sistem pertamanya.”
 Sebuah kabel yang dibuat dari kawat HTS didalamnya dapat menghantarkan listrik mencapai 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah listrik yang dapat dihantarkan oleh kabel tembaga dengan diameter yang sama. Dengan mengganti kabel tembaga dengan kabel HTS dan dengan memanfaatkan jaringan terowongan bawah tanah yang sudah ada, suatu kota akan mendapatkan kepadatan arus listrik yang lebih tahan lama dan jaringan listrik yang lebih terjaga keamanannya tanpa menggali jalan-jalan kota. Superkonduktor 344 dari AMSC yang mulai diproduksi tahun 2007 ini memiliki sebuah fitur yang mampu mengurangi biaya produksinya, menurut keterangan perusahaan tersebut.
Korea selatan telah melakukan pengembangan dan komersialisasi sistem superkonduktor beberapa tahun, dengan menghabiskan biaya tidak kurang dari 100 juta U.S. Dollar pada program yang diberi nama Development of Advanced Power Systems by Applied Superconductivity technologies (DAPAS). Selama tahun 2006 dan 2007, negara tersebut melakukan berbagai percobaan sistem kabel superkonduktor pada panjang 30 meter dan 100 meter untuk jenis kabel superkonduktor 22,9 kV menggunakan kawat HTS generasi pertama AMSC. Instalasi kabel di Korea Selatan ini akan mengikuti beberapa pengaturan kabel superkonduktor menyesuaikan pada jaringan listrik U.S.
Pemegang rekor dunia untuk pertama kalinya menggunakan sistem superkonduktor ini adalah Long Island, U.S. pada bulan April 2008. Sistem kabel 138 kV sekarang sudah menjadi bagian sistem permanen penghantar listrik utama Long Island Power Authority (LIPA). Pada kapasitas penuh, sistem kabel LIPA dapat menghantarkan listrik mencapai 574 MW. Proyek superkonduktor lain kini sedang direncanakan untuk kota Mahattan, N.Y., dengan mendapat dana bantuan dari Department of Homeland Security U.S.

30 maret 2011

Hari ini aku kerumah rian, yangg dateng kerumah rian:aku,indra,helmi,seno,didit.aku dirumah rian main ps3.aku diasan dari jam 9 sampe jam 3.45. game yang aku mainkan dirumah rian adalah call of duty black ops.helmi,indra,rian berenang, tapi aku,didit,seno enggak.

Senin, 28 Maret 2011

Review: HGUC 1/144 RX-0 Unicorn Gundam Destroy Mode Titanium Finish No.20

Review:
HGUC 1/144 RX-0 Unicorn Gundam Destroy Mode Titanium Finish No.20
HGUC 1/144 RX-0 ユニコーンガンダム デストロイモード チタニウムフィニッシュ (機動戦士ガンダムUC)
Price: 4,410 Yen (amazon)
Images: Hacchaka


















You might also like:

Rahasia Keampuhan/Kekuatan PEDANG SAMURAI – Jepang


samurai2Samurai yang berasal dari Jepang sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Dan sampai sekarangpun masih sangat diminati oleh banyak orang, bahkan ada sebagian orang yang sengaja mencari-cari pedang tersebut dan diperjualbelikan dengan harga yang relatif tinggi. Disamping itu ada juga yang dipergunakan sebagai hobi untuk menkoleksi sebagai benda pusaka.
Sebenarnya Samurai adalah bukanlah nama sebuah pedang melainkan nama seseorang berasal dari Jepang  yang memiliki jiwa pelindung dan pemberani pada masa LORD atauTuan Tanah di Jepang yang disewakan atau bekerja pada LORD tersebut dengan senjatanya adalah Katana atau Nihonto. Jadi Samurai adalah nama dari pemilik pedang  tersebut. Karena Katana atau Nihoto (senjata/pedang) milik Samurai ini sangat luar biasa ketajaman dan kekuatannya maka nama Samurai dari pemilik pedang ini menjadi sangatlah terkenal diseluruh pelosok dunia. Dan sampai sekarang nama Samurai menjadi sebuatan sebuah pedang yang berasal dari Jepang tersebut.
Harga dari sebuah pedang samurai ini sangat relatif tergantung dari spesifikasi pedangnya. Harga yang paling murah sekitar Rp. 300 Juta untuk pedang dengan ukuran yang kecil ( kira-kira 12-15 inchi panjang blade-nya). Sehingga tidak hayal lagi kalau banyak orang yang tergiur untuk mengkoleksi benda pusaka ini karena memiliki harga jual yang relatif tinggi.
Keampuhan dari Pedang Samurai ini terletak pada bahan penyusun dari pedang dan proses perlakuan pengerjaannya. Dilihat dari bahannya bahwa Pedang Samurai berasal dari Titanium, yaitu sebuah unsur kimia dalam Tabel Periodik memiliki Simbol Ti dengan nomor atom 22. Titanium merupakan Logam Transisi yang sangat ringan, kuat, tahan terhadap korosi, tahan terhadap air laut dan chlorine. Warna dari Titanium ini adalah putih-metalik-keperakanBahan Titanium banyak digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan Aluminium).
Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan baja tapi hanya dengan 60% berat baja. Sifat Titanium mirip dengan Zirconium secara kimia maupun fisika. Sifat yang baik dari Zirconium adalah sangat keras. Sedangkan keunikan sifatnya yang jarang dimiliki oleh material/bahan lain adalah jika Zirconium mengalami benturan atau pukulan material/bahan ini justru akan semakin keras. Hal ini disebabkan Zirconium pada saat terkena benturan akan muncul tegangan sisa dari dalam dirinya. Inilah keunikan dari  Zirconium termasuk Titanium yang tidak dimiliki oleh material/bahan lain. Jadi ini adalah suatu material/bahan yang sangat langka. Sehingga tidak khayal lagi kalau material/bahan ini memiliki harga jual yang relatif tinggi.
Tegangan sisa adalah tegangan yang tersimpan sebelum material/bahan terpengaruh oleh gaya luar, baik itu gaya tekan, gaya tarik ataupun gaya puntir. Kalau dicontohkan pada material/bahan pada umumnya seperti logam baja, tegangan sisa dapat terbentuk kalau struktur senyawanya saling berdesakan satu sama yang lain. Kalau molekul-molekul penyusun material/bahan saling berdesakan tentunya akan membuat bahan/material akan menjadi semakin kuat dan keras. Hal ini dapat dicontohkan pada proses Heat Treatment untuk pengerasan pada logam dengan cara Quenching (Penyepuhan). Quenching atau penyepuhan pada sebuah logam dapat dilakukan dengan cara memanaskan sebuah logam sampai pada daerah austenisasiSetelah mencapai daerah austenisasi, logam dicelupkan pada fluida (cairan) seperti air, oli, dan sebagainya. Proses ini akan menghasilkan sebuah logam yang lebih keras dari logam asal (sebelum dilakukan proses Heat Treatment). Hal ini disebabkan munculnya tegangan sisa pada material/bahan yang mengalami Quenching (Penyepuhan) tersebut.
Peningkatan kekerasan dapat terjadi karena pada saat proses pemanasan sebuah logam sebenarya molekul-molekul penyusun logam tersebut bergerak secara siksak dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan temperatur pemanasan. Artinya, semakin meningkat temperaturnya maka semakin gesit gerakan molekul-molekul tersebut. Sehingga pada saat ini susunan dari molekul tidak beraturan. Jika pada kondisi seperti ini dilakukan pencelupan kedalam media cairan, tentunya akan terjadi penurunan temperatur yang sangat drastis. Dengan adanya perubahan temperatur yang secara tiba-tiba inilah yang mengakibatkan susunan molekul-molekul penyusun logam tidak sempat membentuk formasi yang rapi dan teratur seperti pada kondisi normal (sebelum dilakukan proses heat treatment). Ada yang berdesak-desakan ada yang longgar. Untuk kondisi yang berdesakan akan mengaibatkan terjadinya pengerasan. Sedangkan pada bagian yang longgar akan mengalami sifat getas. Makanya pada suatu logam yang mengalami proses Quenching (Penyepuhan) akan mengalami peningkatan sifat kekerasan dan juga penambahan sifat getas.
Ditinjau dari material/bahan penyusunnya, Pedang Samurai dari Jepang ini memiliki material pilihan yang bersifat uletkeras dan ringan. Disamping itu keuletan dan kekerasan dari material/bahan Pedang Samurai masih ditingkatkan lagi dengan cara perlakuan (proses) pada material/bahan tersebut dengan teknologi yang sama dengan pembuatan sebuah keris yaitu dengan cara dilipat-lipat pada kondisi temperatur panas (temperatur austenisasi) dalam jumlah yang sangat banyak. Lipatan-lipatan inilah yang membuat bahan pedang samurai menjadi semakin baik kualitasnya.
Dalam Ilmu Komposit, lipatan-lipatan ini dapat disamakan dengan material hanycomb. Material hanycomb adalah material yang dibentuk dari beberapa lipatan seperti pada sarang lebah. Dengan susunan seperti ini akan menyebabkan material akan semakin keras dan ulet.

Proses Pembuatan KATANA, Pedang para Samurai



1. PELEBURAN BAJA
 

Pedang katana tradisional dibuat hanya dari baja murni, yang dinamakan oleh orang Jepang "Tamahagane" (baja bernilai tinggi). Selama 3 hari 3 malam, dengan teknik tradisional, para pandai besi memindahkan sekitar 25 ton pasir sungai yang mengandung biji besi dan memasukkan arang ke dalam tatara, tungku peleburan persegi dari tanah liat yang khusus dibuat untuk menghasilkan Tamahagane. Kandungan karbon pada arang pembakaran menjadi bahan kunci pembuatan baja. Suhu tatara bisa mencapai diatas 2500 F, dan panasnya mengubah bijih besi menjadi baja dan menghasilkan tamahagane kurang lebih seberat 2 ton. Harga Tamahagane berkualitas tinggi bisa 50 kali lebih mahal dibandingkan dengan baja biasa yang dibuat dengan teknik modern.

2. PELARUTAN KARBON
 

Selama dipanaskan pada suhu tinggi, Tamahagane tidak boleh mencapai bentuk cair, agar jumlah karbon yang bereaksi dengan baja kadarnya tepat dan persentase karbon pada Tamahagane akan bervariasi (antara 0.5 sampai 1.5 %). Ahli pembuat katana menggunakan 2 jenis Tamahagane, yang pertama karbonnya tinggi, sangat keras, dan memungkinkan dibuat mata pedang setajam silet; sementara yang kedua, karbonnya rendah, sangat kuat, baik untuk meredam guncangan. Pedang yang hanya menggunakan salah satu jenisnya saja, maka pedang akan mudah tumpul atau mudah patah. Pada malam ketiga proses pembakaran di tungku, para ahli tatara memecahkan tungku tanah liat tersebut untuk mengeluarkan Tamahagane, dan dengan mudah mereka melihat kadar karbon baja itu dari pecahan-pecahan baja yang baru jadi.

3. MENGHILANGKAN KETIDAKMURNIAN
 

Potongan-potongan Tamahagane terbaik selanjutnya dikirim ke ahli pembuat pedang, yang akan memanaskan, menempa, dan melipat baja berkali-kali untuk mencampurkan besi dan karbon dan juga menghilangkan kotoran yang berupa ampas biji besi. Tahap ini selain sangat penting juga memakan waktu lama, karena jika ada unsur selain besi dan karbon yang tersisa didalamnya, akibatnya pedang menjadi tidak kuat. Saat ahli pembuat pedang selesai menghilangkan semua ampas, ia bisa menilai konsentrasi karbon di dalam tamahagane melalui kekuatan tamahagane itu saat ditempa berulang-ulang. Seorang ahli mengibaratkan penghilangan ampas dari baja ini seperti memeras air dari spons yang sangat keras.

4. PENEMPAAN PEDANG
 

Setelah ahli pembuat pedang menghilangkan semua ampas dengan menempa Tamahagane berkali-kali, ia memanaskan baja yang keras dan berkarbon tinggi lalu membentuknya menjadi potongan panjang dengan celah panjang di tengahnya. Lalu ia menempa baja lainnya yang kuat dan berkarbon rendah yang ia bentuk agar bisa pas dimasukkan ke dalam celah baja satunya, dan ia tempa kedua baja yg sudah disatukan tadi. Dua jenis Tamahagane kini ada di tempatnya: baja keras menjadi bagian luar dan mata pedang mematikan, sementara baja kuat menjadi bagian inti di dalam katana. Keseimbangan karakteristik yang sempurna ini membuat katana menjadi senjata samurai paling tahan lama dan berharga. 

 
5. MELAPISI KATANA
 
Meskipun bilah utama katana telah selesai, namun pekerjaan ahli pembuat pedang masih jauh dari selesai. Ia masih perlu melapisi bilah pedang bagian atas dan bagian yang tumpul dengan lapisan tebal dari campuran tanah lempung dan bubuk arang, sementara mata pedang yang tajam hanya dilapisi tipis saja, untuk selanjutnya pedang dipanaskan untuk terakhir kali. Ini untuk melindungi bilah pedang, sekaligus menandai pedang dengan desain bergelombang yang dinamai Hamon, yang akan muncul lebih jelas saat proses penggosokan.
Selanjutnya ahli pembuat pedang memanaskan Katana kembali dengan suhu dibawah 1500 F, jika lebih dari itu maka pedang bisa retak di proses selanjutnya. 

6. MEMBENTUK (MELENGKUNGKAN) KATANA
 
 
Selanjutnya, sang ahli pembuat pedang mengeluarkan bilah pedang dari api lalu memasukkannya dengan cepat ke dalam bak air untuk mendinginkannya dengan segera. Proses ini disebut pendinginan cepat. Karena bagian dalam dan belakang pedang mengandung karbon yang sangat sedikit, maka akan lebih terkontraksi saat pemanasan dibandingkan dengan bagian depan yang tajam yang mengandung karbon lebih tinggi. Perbedaan kecepatan dan tingkat kontraksi antara dua jenis tamahagane ini, menyebabkan pedang melengkung dan menciptakan bentuk lengkung yang khas. Tahap ini memang sulit, karena satu dari tiga pedang akan gagal.

7. PENAMBAHAN SENTUHAN AKHIR
 
 
Pada tahap akhir, para pekerja logam menambahkan penanda besi atau jenis logam lain pada pegangan pedang. Lalu, tukang kayu membungkus senjata itu dengan sarung pedang kayu yang dipernis dan dihias dengan beragam ornamen oleh para seniman. Dibuat dari emas atau kulit eksotis dan bebatuan, pegangan Katana adalah karya seni seperti bilah pedangnya itu sendiri. Akhirnya Katana dikembalikan ke ahli pembuat pedang yang akan mengecek pedang itu untuk terakhir kali. Membutuhkan waktu hampir 6 bulan dan tenaga 15 orang untuk membuat satu buah pedang katana. Walau diciptakan untuk prajurit samurai, pedang ini akan laku diantara kolektor benda seni dengan harga ratusan ribu dolar. 


8. SEBUAH KATANA YANG TELAH JADI
 


sumber: http://manajubelz.blogspot.com/2011/01/proses-pembuatan-katana-pedang-para.html#ixzz1HtKKZLyk